Siklus Menstruasi
Wanita memiliki siklus individu yang bervariasi, rata-rata 28 hari dan rutin berulang. Ada 3 (tiga) fase utama :
- Fase menstrual, ditandai oleh perdarahan pervaginam berlangsung selama 3-5 hari. Endometrium (dinding rahim) luruh ke lapisan dasar bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak di buahi.
- Fase proliferasi, mengikuti menstruasi berlangsung sampai ovulasi (pelepasan sel telur). Hari pertama saat endometrium dibentuk kembali disebut fase regeneratif yang diatur oleh estrogen.
- Fase sekretori, mengikuti ovulasi yang dipengaruhi progesteron dan estrogen dari korpus luteum (lihat siklus hidup folikel de Graaf).
Setelah ovulasi folikel mengempis, sel granulosa membesar dan berprolifikasi 14 hari, berbentuk tidak beraturan dan berwarna kuning. Bila terjadi kehamilan, korpus luteum mengalami atrofi dan menjadi Korpus albicans (badan putih).
Pengaturan hipofisis dipengaruhi hipotalamus yang menghasilkan hormon pelepasan gonadotropin (GnRH). Kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisis) menyekresi 2 GnRH, FSH dan LH.
Estrogen, terdiri sejumlah senyawa termasuk estriol, estradiol dan estron. Estrogen diproduksi dibawah pengaruh FSH dan efeknya sangat luas.seperti menentukan karakteristik seks sekunder, yaitu bentuk tubuh prempuan, pertumbuhan payudara dan uterus, distribusi rambut. Estrogen mempengaruhi produksi mukus serviks dan susunan epitel vagina, sebaliknya estrogen mendorong pertumbuhan basilus Doderlein, yang mengatur keasaman cairan vagina. Selama siklus Estrogen menyebabkan endometrium uterin berproliferasi.
Progesteron, diproduksi Korpus Luteum di bawah pengaruh LH (dihasilkan setelah hipofisis anterior mulai memproduksi FSH). Hanya terjadi pada jaringan yang mendapat pengaruh estrogen. Efek progesteron lebih banyak terjadi pada pertengahan siklus kedua, yang menyebabkan perubahan sekresi pada dinding uterus, karena endometrium membentuk kelenjar yang berliku-liku serta kaya akan suplai darah dan siap ovum dibuahi. Setelah ovulasi ada peningkatan suhu tubuh 0,5 derajat Celcius.
Relaksin, hormon yang dapat diukur dalam darah dan mencapai kadar tertinggi pada minggu ke-38 sampai ke-42 kehamilan. Berasal dari Korpus Luteum, diyakini dapat mengendurkan sambungan pelvis, melunakkan pelvis dan menekan kontraksi uterin.
Prolaktin, dihasilkan kelenjar hipofisis anterior, tidak berperan mengontrol ovarium. Bila dihasilkan dalam jumlah berlebih akan menghambat ovulasi, sebuah fenomena yang terjadi secara normal saat menyusui.
Ref: Salmah, Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006
Komentar